Flensa las soket ANSI B16.5
Flensa las soket mirip dengan flensa slip-on, hanya saja memiliki lubang dan dimensi lubang tandingan. Lubang tandingan sedikit lebih besar daripada diameter luar pipa yang sesuai, sehingga pipa dapat dimasukkan ke dalam flensa seperti halnya flensa slip-on. Diameter lubang yang lebih kecil sama dengan diameter dalam pipa yang sesuai. Sebuah pembatas terpasang di bagian bawah lubang yang berfungsi sebagai bahu tempat pipa bersandar. Hal ini menghilangkan hambatan aliran saat menggunakan flensa las soket.
Catatan
(1) Untuk 'Bore' (B1) selain Ketebalan Dinding Standar, Lihat ini.
(2) Flensa Kelas 150 kecuali Sambungan Tumpang Tindih akan dilengkapi dengan permukaan terangkat 0,06" (1,6 mm), yang termasuk dalam 'Tebal' (t) dan 'Panjang melalui Hub' (T1), (T2).
(3) Untuk Flensa Slip-on, Threaded, Socket Welding dan Lap Joint, hub dapat dibentuk vertikal dari dasar ke atas atau meruncing dalam batas 7 derajat.
(4) Flange Buta dapat dibuat dengan hub yang sama seperti yang digunakan untuk Flange Slip-on atau tanpa hub.
(5) Permukaan gasket dan bagian belakang (permukaan bantalan untuk baut) dibuat sejajar dengan jarak 1 derajat. Untuk mencapai kesejajaran, permukaan spot facing dilakukan sesuai dengan MSS SP-9, tanpa mengurangi ketebalan (t).
(6) Kedalaman Soket (Y) dicakup oleh ANSI B16.5 hanya dalam ukuran hingga 3 inci, lebih dari 3 inci merupakan pilihan pabrikan.
Catatan
(1) Untuk 'Bore' (B1) selain Ketebalan Dinding Standar, Lihat ini.
(2) Flensa Kelas 300 kecuali Sambungan Tumpang Tindih akan dilengkapi dengan permukaan terangkat 0,06" (1,6 mm), yang termasuk dalam 'Tebal' (t) dan 'Panjang melalui Hub' (T1), (T2).
(3) Untuk Flensa Slip-on, Threaded, Socket Welding dan Lap Joint, hub dapat dibentuk vertikal dari dasar ke atas atau meruncing dalam batas 7 derajat.
(4) Flange Buta dapat dibuat dengan hub yang sama seperti yang digunakan untuk Flange Slip-on atau tanpa hub.
(5) Permukaan gasket dan bagian belakang (permukaan bantalan untuk baut) dibuat sejajar dengan jarak 1 derajat. Untuk mencapai kesejajaran, permukaan spot facing dilakukan sesuai dengan MSS SP-9, tanpa mengurangi ketebalan (t).
(6) Kedalaman Soket (Y) dicakup oleh ANSI B16.5 hanya dalam ukuran hingga 3 inci, lebih dari 3 inci merupakan pilihan pabrikan.
Catatan
(1) Untuk diameter dalam pipa (sesuai dengan 'Lubang' (B1) dari Flensa Leher Las), Lihat ini.
(2) Flensa Kelas 600 kecuali Sambungan Tumpang Tindih akan dilengkapi dengan permukaan terangkat 0,25" (6,35mm), yang termasuk dalam 'Tebal' (t) dan 'Panjang melalui Hub' (T1), (T2).
(3) Untuk flensa slip-on, berulir dan sambungan tumpang, hub dapat dibentuk vertikal dari dasar ke atas atau meruncing dalam batas 7 derajat.
(4) Blind Flange dapat menggunakan hub yang sama dengan yang digunakan pada Slip-on Flange atau tanpa hub.
(5) Permukaan gasket dan bagian belakang (permukaan bantalan untuk baut) dibuat sejajar dengan jarak 1 derajat. Untuk mencapai kesejajaran, permukaan spot facing dilakukan sesuai dengan MSS SP-9, tanpa mengurangi ketebalan (t).
(6) Dimensi ukuran 1/2" hingga 31/2" sama dengan Flensa Kelas 400.
(7) Kedalaman Soket (Y) dicakup oleh ANSI B16.5 hanya dalam ukuran hingga 3 inci, lebih dari 3 inci merupakan pilihan pabrikan.
Catatan
(1) Untuk diameter dalam pipa (sesuai dengan 'Lubang' (B1) dari Flensa Leher Las), Lihat ini.
(2) Flensa Kelas 900 kecuali Sambungan Tumpang Tindih akan dilengkapi dengan permukaan terangkat 0,25" (6,35mm), yang termasuk dalam 'Tebal' (t) dan 'Panjang melalui Hub' (T1), (T2).
(3) Untuk Flensa Slip-on, Threaded, dan Lap Joint, hub dapat dibentuk vertikal dari dasar ke atas atau meruncing dalam batas 7 derajat.
(4) Flange Buta dapat dibuat dengan hub yang sama seperti yang digunakan untuk Flange Slip-on atau tanpa hub.
(5) Permukaan gasket dan bagian belakang (permukaan bantalan untuk baut) dibuat sejajar dengan jarak 1 derajat. Untuk mencapai kesejajaran, permukaan spot facing dilakukan sesuai dengan MSS SP-9, tanpa mengurangi ketebalan (t).
(6) Dimensi ukuran 1/2" hingga 21/2" sama dengan Flensa Kelas 1500.
Catatan
(1) Untuk diameter dalam pipa (sesuai dengan 'Lubang' (B1) Flensa Leher Las), Lihat ini.
(2) Flensa Kelas 1500 kecuali Sambungan Tumpang Tindih akan dilengkapi dengan permukaan terangkat 0,25" (6,35mm), yang tidak termasuk dalam 'Tebal' (t) dan 'Panjang melalui Hub' (T1), (T2).
(3) Untuk Flensa Las Slip-on, Sambungan Tumpang Tindih Berulir dan Soket, hub dapat dibentuk vertikal dari dasar ke atas atau meruncing dalam batas 7 derajat.
(4) Flange Buta dapat dibuat dengan hub yang sama seperti yang digunakan untuk Flange Slip-on atau tanpa hub.
(5) Permukaan gasket dan bagian belakang (permukaan bantalan untuk baut) dibuat sejajar dengan jarak 1 derajat. Untuk mencapai kesejajaran, permukaan gasket dibuat sesuai dengan MSS SP-9, tanpa mengurangi ketebalan (t).
(6) Dimensi ukuran 1/2" hingga 21/2" sama dengan Flensa Kelas 900.
(7) Kedalaman Soket (Y) dicakup oleh ANSI B16.5 hanya dalam ukuran hingga 21/2 inci, di atas 21/2 inci merupakan pilihan pabrikan.
Catatan
(1) Untuk diameter dalam pipa (sesuai dengan 'Lubang' (B1) dari Flensa Leher Las.), Lihat ini.
(2) Flensa Kelas 2500 kecuali Sambungan Tumpang Tindih akan dilengkapi dengan permukaan terangkat 0,25" (6,35mm), yang termasuk dalam Ketebalan (t) dan 'Panjang melalui Hub' (T1), (T2).
(3) Untuk Flensa Slip-on, Threaded dan Lap Joint, hub dapat dibentuk vertikal dari dasar ke atas atau meruncing dalam batas 7 derajat.
(4) Flange Buta dapat dibuat dengan hub yang sama seperti yang digunakan untuk Flange Slip-on atau tanpa hub.
(5) Permukaan gasket dan bagian belakang (permukaan bantalan untuk baut) dibuat sejajar dengan jarak 1 derajat. Untuk mencapai kesejajaran, permukaan spot facing dilakukan sesuai dengan MSS SP-9, tanpa mengurangi ketebalan (t).
(6) Flensa Slip-on Kelas 2500 tidak tercakup dalam ANSI B16.5, flensa slip-on merupakan pilihan pabrikan.